Semoga berkat Tuhan senantiasa melimpah bagi kita. Amin

HARGA & NILAI


Pada Suatu ketika ada sekelompok pencuri yg masuk ke toko perhiasan, mereka tidak mencuri apapun, tetapi mereka menukar-nukarkan label harganya saja. Keesokan harinya, terjadilah kegemparan di toko tersebut  karena perhiasan yg sangat mahal dijual dgn harga obral , perhiasan imitasipun dijual dengan harga yang tinggi.
Harga dan nilai
Harga dan nilai
Bukankah di zaman ini kita hidup seperti cerita tsb di atas? Di mana Harga dari sesuatu hal dikacaukan dengan Nilainya.

Orang-orang dihargai tinggi sesuai dengan penampilan mereka,padahal mempunyai nilai karakter yang rendah sekali ...

Calon bayi yg diduga cacat bisa saja diaborsi karena harga yg harus dibayar oleh orang tua untuk merawat bayi tersebut di masa mendatang sangatlah besar, mereka tidak lagi mau melihat Nilai intrinsik yg tertanam dalam satu nyawa yang diciptakan Tuhan.

Orang dianggap terpandang jika bisa masuk daftar orang terkaya, tidak mempedulikan nilai-nilai apa saja yang sudah dikorbankan demi untuk mendapatkan status tersebut

Mereka yg naik mobil Mercy dihargai lebih tinggi & dianggap lebih berbahagia hidupnya daripada mereka yg hanya naik taxi/ kendaraan umum, padahal belumlah tentu demikian adanya.

oleh sebab itu:

1. Jangan suka bingung membedakan antara HARGA & NILAI

2. Harga hanyalah sederetan angka yang ditetapkan oleh masyarakat, sedangkan nilai adalah sesuatu yang sudah Tuhan tanamkan menjadi bagian hidup kita dari awal penciptaan manusia

3. Uang, jabatan, kekuasaan memang menggiurkan dan sangat berharga, tetapi masih jauh lebih berharga bila kita memiliki suka cita, belas kasihan, kedamaian, kebaikan hati, kejujuran, kesetiaan, keluarga yg bahagia, karakter yg mulia, hal ini jauh lebih bernilai

4. Tidak perlu mengejar LABEL HARGA diri anda, jadilah seseorang yang memiliki NILAI TINGGI di hadapan Tuhan dan sesama, hal ini akan membuat anda menjadi manusia yang terhormat .

Janganlah anda hanya menilai orang dari kekayaannya saja.

(bejana Kehidupan)

MEMAKNAI NATAL


memaknai Natal
Memaknai Natal
"Sebab itu Tuhan sendirilah yg akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Yes.7:14)

Dibulan perayaan Natal, pernak-pernik dan hiasan Natal dpt kita jumpai di mall-mal, hotel-hotel, restaurant, pesawat terbang, barangkali juga di klab malam dan sudah pasti di gereja-gereja. Tdk ketinggalan kita banyak disuguhi acara-acara ibadah dan perayaan Natal.

Momen Natal memang membawa sukacita bagi banyak orang walaupun banyak juga yang tidak mengetahui atau tidak menemukan makna Natal yang sesungguhnya.

Natal adalah memperingati kerelaan-Nya, mengosongkan diri dan menjadi  sama dengan manusia. Allah telah menjadi  manusia, bereinkarnasi, menjadi daging dan darah yang seutuhnya.

Filipi 2:6-8 "Yg walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dgn Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan dirin-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi  sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai  manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

Dia hadir kedunia untuk memulihkan hubungan manusia dan Allah yang terputus akibat manusia jatuh kedalam dosa, Dia menebus dosa kita dan Dia membawa damai sejahtera bagi umat manusia.

2 Kor. 5:19a "Sebab Allah mendamaikan dunia dagan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka."

Harus diakui akibat kehilangan makna Natal, sekarang ini Natal terasa hedonis, serba memuaskan emosi dan kehilangan jiwanya, kita banyak terjebak dengan seremonial belaka atau terbawa dengan semangat hura-hura pesta akhir tahun.

Natal adalah kabar gembira, berita sukacita besar, Juruselamat telah lahir. Kedatangan dan kelahiran sang Juruselamat kita bisa rasakan maknanya apabila kita dpt dgn sungguh-sungguh menyadari, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus; "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23)

(wa)

Renungan Natal

Kehidupan manusia pada awalnya dimulai dengan adanya kelahiran. Dizaman yang serba modern seperti sekarang ini, sebagian besar bayi-bayi lahir dalam keadaan kecukupan. Mereka lahir dengan peralatan dan perlengkapan yang sudah canggih. Mereka tidak mengenal arti sebuah penderitaan dalam keadaan miskin dan papa. Bagaimana bayi-bayi yang lahir dalam keadaan miskin dan dalam keadaan yang tersingkirkan dalam masyarakat? Bagimana dengan bayi-bayi yang lahir dari hubungan gelap orang tua  mereka? Bagimana dengan bayi-bayi yang lahir dan dibuang begitu saja oleh orang tua mereka? Marilah kita merenung tentang makna Natal dalam kehidupan kita.


Natal


Merupakan sebuah misteri Ilahi bahwa Yesus datang kedunia bukan dalam keluarga yang kaya, terpandang, terhormat dan lainya walupun Yesus bisa saja memilih tempat yang enak dan tidak usah repot-repot datang kedunia.

Dalam kisah Kelahiran Yesus di dunia, Maria dan Yusuf tidak mendapatkan penginapan walaupun mereka sudah mencarinya. Dan terpaksa mereka menumpang di sebuah kandang hewan. Pasti anda sudah mengerti seperti apa sih kandang hewan. Tetapi Yesus lahir di tempat itu. Bagaiman mungkin seorang Raja dan Juru selamat manusia lahir dalam palungan? Ini merupakan suatu tanda yang jelas, bahwa Allah mau solider dengan kehidupan manusia. Yesus menghadirkan Allah yang berbelas kasih kepada orang yang miskin, papa, tertindas dan lainya. Gereja menyadarkan kepada kita bahwa peristiwa Natal adalah anugerah Allah yang terbesar dalam kehidupan kita.

Santo Yohanes merenungkan peristiwa ini secara mendalam. Kasih Allah telah dinyatakan ditengah-tengah kita yaitu dengan mengutus anak-Nya yang tunggal kedunia ini supaya kita hidup oleh-Nya. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh kehidupan yang kekal.(Yoh 3:16).

Sungguh, Allah mengasihi jiwa-jiwa yang rendah hati dan tidak berkenankepada mereka yang sombong dan bertegar dalam dosa dan kejahatan. Seperti para malaikat surgawi yang memuji dan memuliakan Allah. Kemuliaan Allah ditempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.

Makna Natal adalah merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus di pertahankan, melainkan dengan mengosongkan diri dan mengambil rupa sebagai seorang hamba dan menjadi sama seperti manusia.(fil 2:6-7).

Kelahiran Yesus dalam dunia ini menghadirkan kuasa Allah yang menyapa umatNya. Allah membebaskan manusia dari perbudakan dosa dan belenggu maut. Kita harus berani mengikuti Yesus Kristus walau dalam keadaan apapun situasi kehidupan kita.

(Serafim Maria SCE)

Marilah kita ke Betlehem ( Natal )

Natal merupakan hari raya yang dirayakan oleh orang Kristen, kita tahu bahwa Natal jatuh pada tanggal 25 Desember disetiap tahunya.
Marilah kita ke Betlehem

Kalau kita simak Lukas 2 :15-20, disana kita mendapati Malaikat Tuhan tidak hanya menampakan Kepada Maria dan Yusuf untuik memberitahukan kelahiran  Sang Mesias, tetapi juga kepada para gembala. Bagaimana cara malaikat menyampaikan kabar gembira kelahiran Mesias kepada para gembala? Melalui sebuah penampakan, Malaikat berdiri di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan, yang melambangkan kehadiran Allah. Tanda kehadiran Allah menyebabkan mereka menjadi sangat ketakutan sehingga mereka dinasihatkan untuk tidak takut. Mereka juga diberikan tanda yang menjamin kebenaran kabar sukacita malaikat. Tandanya adalah mereka akan menjumpai seorang bayi yang dibungkus dengan kain dan dibaringkan di dalam palungan.

Ketika malaikat dan bala tentara surgawi kembali ke surga, para gembala berkata seorang kepada yang lain, “Marilah sekarang kita pergi ke  Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti  yang diberitahukan Tuhan  kepada kita.” Tujuan mereka ke Betlehem tidak sama dengan orang majus. Mereka pergi ke Betlehem bukan untuk menyembah Mesias, melainkan untuk apa yang didengar dan menyaksikan tanda yang disampaikan malaikat serta memberitahiukan apa yang dikatakan kepada merka tentang bayi Yesus yang baru saja dilahirkan.

Para gembala lalu cepat-cepat berangkat dan menjumpai bayi yang sedang berbaring di dalam palungan bersama Maria dan Yusuf. Kepergian mereka dengan cepat-cepat ke Betlehem memeperlihatkan semantat dan keingingan mereka melihat tanda yang telah dijanjikan oleh malaikat. Mereka berbeda dengan para pemuka agama yang tidak mau repot-repot datang dan mecari tahu walaupun mendengar kelahiran Mesias di Betlehem yang telah dinubutakan.

Setelah melihat bayi Yesus, para gembalapun memberitahukan apa yang telah dikatakan oleh malaikat kepada Maria dan Yusuf serta orang-orang Betlehem tentang bayi Yesus. Mereka meneruskan apa yang telah disampaikan  malaikat itu. Dengan meneruskan apa yang disamapikan oleh malaikat, mereka tidak hanya menjalankan peran sebagai saksi mata, tetapi juga menjadi perantara pernyataan ilahi. Dari pemberitahuan para gembala, semua orang yang mendengar menjadi heran. Orang-orang Betlehem hanya merasa heran tanpa mencari makna secara lebih mendalam melalui perenungan. Mereka seperti orang yang sejak menerima firman dengan gembira namun tanpa berakar.

Dalam Injil Lukas menggunakan malikat untuk menyampaikan kabar kelahiran Mesias. Kelahiran Mesias dikabarkan kepada orang luar dengan pertama-tama disampaikan kepada para gembala. Dari status sosial, para gembala tidak termasuk kelompok orang-orang buangan. Namaun, mereka berada diantara orang-orang yang paling miskin dalam masyarakat. Mereka tidak memiliki lahan dan ternak sendiri. Mereka bekerja untuk mendapatkan upah. Pada zaman Yesus, mereka sering dianggap tidak jujur dan kesaksian mereka tidak didengarkan.

Mengapa kabar gembira kelahiran Mesias kepada orang luar disampaikan pertama-tama kepada para gembala? Di sini Lukas mungkin ingin menampilkan empati dan belas kasih Yesus bagi orang miskin. Yesus datang untuk membawa kabar gembira keselamatan bagi kaum termiskin, terpinggirkan, dan berdosa. Sejak kelahiran-Nya, Yesus mengidentifikasikan diri dengan orang miskin, terpinggirkan dan berdosa. Misi ini ditegaskan lagi dalam pewartaan publik-Nya di sinagoga Nasaret. “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab itu Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitahukan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitahukan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:18-19). Marilah kita mengikuti ajakan para gembala untuk pergi bersama mereka ke Betlehem untuk melihat Yesus yang sedang berbaring di dalam palungan.

(A.Jehadut)